Langkah-langkah Pengolahan Beton Berstandar SNI

Salah satu pengerjaan penting dalam proyek pembangunan yakni cara kerja pengolahan beton. Pengerjaan ini semestinya dilakukan dengan benar supaya diperoleh hasil yang benar-benar berkualitas. Pengolahan beton meliputi beberapa tahapan yakni pencampuran atau pengadukan bahan-bahan beton, pengangkutan atau pemindahan adukan beton, penuangan adukan beton, memadatkan adukan beton, meratakan permukaan beton dan perawatan beton.

Tentu saja dalam pengerjaan ini dibutuhkan alat-alat bantu supaya setiap jenjang pekerjaan bisa berlangsung lebih gampang dan cepat. Maka dari itu, komposisi campuran untuk pembuatan beton juga semestinya pas untuk mendapatkan kekuatan yang diharapkan. Seperti langkah-langkah di bawah ini:

Pencampuran Bahan-bahan Beton

Pada dasarnya beton dibuat dengan mencampurkan tiga bahan utama yaitu semen, agregat dan air. Untuk agregat, terdapat dua tipe agregat yang sering digunakan ialah kerikil sebagai agregat kasar dan pasir sebagai agregat halus. Selain ketiga bahan hal yang demikian, ada kalanya dicampurkan pula zat aditif, semisal saja zat aditf untuk mewarnai beton, zat aditif agar beton tahan terhadap air, zat aditif supaya beton cepat kering dan zat-zat aditif sejenis lainnya.

Dalam jumlah kecil, pengadukan bahan-bahan beton bisa dilaksanakan dengan mengandalkan tenaga kerja yang ada. Namun untuk pengadukan dalam jumlah besar, tentunya dibutuhkan alat bantu. Alat bantu ini menjadikan hasil adukan material beton lebih merata, sempurna, dan tentunya lebih cepat. Alat pengaduk beton atau yang diketahui dengan istilah molen ini ada yang berupa mesin statis, semi mobile dan full mobile atau mixer truck.

Pengangkutan Adukan Beton

Jika material-material beton sudah diaduk hingga rata sempurna, tahapan berikutnya adalah mengangkut adukan beton hal yang demikian ke tempat penuangannya. Kerja ini semestinya dilakukan dengan cepat sebelum semen bereaksi dengan air.

Untuk skala kecil, adukan beton bisa diangkut dengan memakai ember atau gerobak dorong. Meski untuk skala besar, adukan beton umumnya diangkut dengan menggunakan truk aduk beton, pompa atau dengan mengaplikasikan ban berjalan. Seandainya jarak antara lokasi pengadukan beton dan menuangan cukup jauh, biasanya diaplikasikan alat bantu berupa truk aduk beton. Sementara itu jikalau tempat penuangan cukup tinggi, dapat diaplikasikan pompa. Pada pembangunan gedung bertingkat banyak, adukan beton biasanya dipindahkan dengan bantuan crane.

Penuangan Adukan Beton

Hasil beton yang bagus didapat dari cara penuangan adukan beton yang benar. Pengerjaan penuangan patut dilaksanakan dengan baik sehingga adukan beton senantiasa dalam situasi plastis dan bisa mengalir dengan lancar sampai ke rongga antara tulangan. Penuangan ini mulai dari sudut-sudut bekisting terendah. Adukan beton tak boleh dimasukkan ke bekisting dengan jarak lebih dari 2 m. Apabila melebihi jarak maksimum 2 m, karenanya bisa mengakibatkan segregasi. Gunakan tremi atau corong jika jarak melebihi tinggi maksimum.

Bila dikala penuangan dalam situasi hujan yang deras, sebaiknya hindari menuangkan adukan beton tanpa menggunakan penutup di bagian atasnya. Karena air hujan yang masuk bisa menjadikan kualitas beton menjadi menurun. Karena itu perlu disiapkan peneduh apabila pengerjaan pelaksanaan beton berlangsung di musim hujan.

Jikalau pengerjaan penuangan beton telah dimulai, maka pelaksanaan ini tak boleh berhenti hingga selesai penuangan pada suatu penampang. Permukaan atas harus benar-benar terisi penuh dan rata dengan campuran beton untuk mendapatkan kualitas beton yang benar-benar kokoh.

Memadatkan Adukan Beton

Langkah selanjutnya setelah penuangan adukan beton yaitu memadatkan adonan beton yang sudah dituang. Tingkatan ini bertujuan untuk menghilangkan udara yang terjebak di dalam adukan beton. Jika hal tersebut dibiarkan, udara yang terjebak akan menyebabkan beton menjadi keropos.

Pemadatan ini dikerjakan segera sesudah proses penuangan selesai dilaksanakan dan adukan beton masih dalam kondisi plastis. Pemadatan bisa dikerjakan dengan menusuk-nusuk tuangan beton atau dengan penggetaran.

Meratakan Permukaan Beton

Jika pelaksanaan pemadatan beton sudah selesai dilaksanakan, pekerjaan dilanjutkan dengan meratakan permukaan beton. Secara simpel, proses perataan permukaan beton bisa dilaksanakan dengan memakai cetok dan juga papan perata. Sementara itu untuk meratakan permukaan lantai cor dengan cepat, dapat digunakan alat bantu seperti power trowel. Alat bantu ini berfungsi meratakan permukaan lantai cor dalam kondisi kering 75%.

Perawatan Beton

Inilah jenjang akhir dalam pengolahan beton yakni perawatan beton. Perawatan ini perlu dikerjakan supaya cara kerja respon semen dan air berlangsung dengan bagus. Adapun perawatan yang dikerjakan adalah dengan menjaga supaya permukaan beton konsisten lembab sampai pelaksanaan tanggapan menempuh waktu yang diatur merupakan kurang lebih 28 hari.

Seandainya permukaan beton tak dijaga kelembabannya, maka kandungan air pada campuran beton akan keluar sehingga pada alhasil mutu beton menjadi menurun atau timbul retak-retak di permukaannya. Kelembaban bisa dijaga dengan sistem menyirami permukaan beton, menggenangi permukaan beton, atau meletakkan karung berair di permukaan beton.

Perawatan beton ini harus benar-benar di perhatikan karna akan mempegaruhi kualitas dan mutu beton nantinya. Ada banyak jenis beton yang bisa di aplikasikan pada sebuah konstruksi seperti beton pracetak jeni box culvert, u shape, u ditch dan masih banyak lagi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *